Selasa, 14 Februari 2012

Valentine Yang Ditolak

Hari Valentine didambakan banyak orang secara internasional.

Tetapi ditolak oleh sebagian orang. Kenapa sih?


Hari Valentine jatuh pada tanggal 14 Februari. Hari tersebut didedikasikan untuk menyebarkan kasih sayang kepada siapapun. Kadang ada yang mengidentikkan hari valentine dengan coklat, bunga, hati, ataupun warna pink, pokoknya yang berhubungan dengan kasih sayang. (Kalo mau tau penjelasan aslinya, cari aja di wikipedia, atau situs-situs netral lainnya yang menyediakan informasi tentang Valentine)

Namun hari pembagian kasih sayang itu kadang ada saja yang menolaknya dengan berbagai alasan.
Ada yang bilang kalau valentine itu identik dengan miras, seks bebas, dan beberapa hal lainnya. Memang ada beberapa bukti yang mendukung penolakan ini, bisa kita lihat di berita bahwa ada saja yang remaja bolos sekolah demi pacaran di hari valentine, ada juga yang malah pesta miras.

Karenanya menjelang kedatangan hari Valentine banyak orang yang menyerukan penolakan. Lewat orasi, spanduk, ataupun tulisan online. Ada yang bilang haram, ada yang bilang bahaya, ada yang bilang ga sesuai dengan moral. Malah ada yang menghimbau orang-orang untuk tidak merayakannya.

...

Jujur, gue sedikit kesal dengan orang-orang yang menolaknya secara langsung. FYI, gue nulis ini bukan sebagai orang dari suatu pihak. Gue nulis ini bukan karena kesal kepada suatu pihak. Tetapi hanya kepada sebagian orang saja.



Pengusikan mereka yang tidak ingin merayakan bukan terjadi hanya pada saat valentine. Pada beberapa hari raya lainnya pun ada saja yang mengusik. Natal kemarin, banyak yang bilang mengucapkan selamat natal kepada nasrani adalah haram. Pas imlek kemarin? Liat aja gambar di atas.

Mengusik tidak harus dengan membawa pentungan dan membantai mereka yang merayakannya. Asal kalian tahu, mengatakan di depan umum bahwa sejumlah hari raya adalah haram bisa mengusik ketenangan mereka yang merayakannya. Memang sih katanya cuma pengen menghimbau bagi umat yang emang dilarang, tapi emang ga ada cara lain?

Menghimbau tidak perlu menggunakan speaker ataupun spanduk di tengah jalan. Cukup bisikkan apa yang perlu diberitahukan kepada orang yang diharuskan tahu. Sebab menurut gue menghimbau sebagian kelompok dengan cara berteriak kepada kelompok lain adalah hal yang agak menyebalkan.

Kalau kalian lagi ga emosi dan kemampuan intelektualnya terpakai kalian pasti ngerti. Tapi daripada salah paham, gue ga pernal menyamaratakan semuanya. Gue cuma membicarakan orang-orang yang nolak, BUKAN kaum. Masih ga ngerti? Maksud gue, gue ga ngomongin secara keseluruhan, cuma sebagian saja dari sekumpulan. 

...

Kembali kepada Valentine.

Oke, dari dulu pas hari Valentine ada aja kasus orang kehilangan keperawanan, pesta miras, dan hal-hal negatif lainnya. But wait, emang hari valentine ditujukan buat ngelakuin itu semua? Emang elo pikir Valentine itu menyuruh orang-orang untuk melakukan segala macam kebodohan yang kau imajiasikan?

Itu semua kan lebih ke human error. Orang-orang yang memilih untuk melewati batas, ga ada yang nyuruh untuk melewati batas itu kok. Valentine itu ditujukan untuk berbagi kasih sayang kepada siapapun. Kepada keluarga, teman, pacar, modusan, ataupun orang yang kamu temui di jalan. Bukan untuk berbodoh ria.

Lalu, kau pikir kita ga perlu ngerayain valentine karena kita bisa memberikan kasih sayang setiap hari.

Demi Wellington.
Wahai kamu-kamu yang mengatakan seperti itu, sudahkah kamu memberikan kasih sayang di hari-hari lain selain Valentine? Jangan-jangan elo cuma omdo doang, cuma pengen diperhatikan orang-orang karena sudah mengatakan sesuatu yang menurut lo benar. Emang lo pikir maaf-maafan di hari Lebaran itu buat apa?Men, sesuatu yang bisa kita lakukan setiap hari namun tidak pernah kita mulai tidak akan membuahkan hasil apa-apa. Karenanya Valentine itu ada untuk mengingatkan kita, terutama elo yang ngaku "bisa" memberikan kasih sayang setiap hari, bahwa kita harus membagikan kasih sayang kepada semua orang.

Walau tiap hari ada kesempatan, kita butuh sesuatu yang mengingatkan kita untuk mulai melakukannya.
Walau ada kesempatan setiap hari, takkan berguna jika kita tidak memulai.

...

Hmm, gue ga maksa kalian untuk ngerayain hari Valentine.
Kalo elo ga mau ngerayain, ga ngucapin ataupun ga mau ikut-ikutan itu ngga apa-apa. Gue pikir, sebaiknya memang kita mengikuti ajaran masing-masing. Gue lebih seneng kalau temen-temen gue ikut apa yang diajarkan di dalam agamanya. Yang penting kita ga saling ganggu.

Gue cuma pengen kita semua untuk jadi seseorang yang membawa damai. Kalau ada kelompok lain yang merayakan sesuatu yang berada di luar ataupun dilarang oleh ajaran kita, sebaiknya kita duduk diam dan tidak mengusik ketenangan mereka. Jangan hobi mengusik lalu merasa sudah toleran banget.

Kalau kamu mengaku telah memiliki rasa toleransi yang cukup tinggi, sebaiknya kamu diam. Diam dan tidak mengganggu adalah bentuk toleransi. Di SD gue diajarin bahwa kalau ada orang lagi sholat gue ga boleh ganggu. Which means: diam saja sudah cukup untuk menyatakan toleransi anda terhadap lingkungan.

Tanah ini emang punya Tuhan. Tuhan meminjamkan tanah ini kepada semua orang yang diciptakan-Nya. Dia pengen umatnya damai, bukan jadi tukang pukul musiman.

Kalau elo ngaku punya nasionalisme tinggi, perhatikanlah bahwa di tanah kita ini penduduknya berbeda-beda. Kita ada karena kita berbeda. Dalam perbedaan itu, kita harus damai, bukannya ribut-ribut.

Udah ah, yang penting gue harap Indonesia damai.
Amin.


That's all.

...

P.S:
Gambar-gambar itu BUKAN punya gue dan BUKAN buatan gue.
Gue google dengan keywords:
- cap go meh haram / cap go meh FPI
- natal haram
- valentine haram

P.P.S:
Tulisan ini tidak menuju kepada suatu kelompok tertentu, namun lebih kepada tiap pribadi/individu. However gue ga nyebut nama and sama sekali ngga menuju kepada nama tertentu karena pas nulis ini gue emang ga ngebayangin orang tertentu. :p

21 komentar:

  1. iya sebenernya sih kalo di agama gua sendiri (islam) waktu itu guru agama gua kalo gak salah ngomong kita gak boleh ikut2an kaya gitu contohnya ngucapin marry christmas. sebelumnya ini bukan sara ya cuman mau cerita aja. nah cara yg diatasitu emang salah banget sih menurut gua soalnya apa kurang frontal sampe bikin spanduk kaya gitu? sebagai orang yg beragama pasti tau dong kalo itu gak boleh ya jadi kesadaran masing2 aja, toh kalo kaya cara yg diatas itu menurut gua frontal bgt dan mengandung sara banget. maaf nih bukan sok tau juga ya gua ehehehe #nooffens

    BalasHapus
  2. iya tuh betul banget. kan itu namanya hak individu orang mau merayakan atau tidak, ya toh kalau mau merayakan harus tau batasannya (khususnya islam). btw kak data dapet coklat ga nih? *eh *menyimpang

    BalasHapus
  3. Pemikiran lu sama banget sih kayak gue, terutama bagian "Diam adalah salah satu bentuk toleransi" , Diam, membiarkan, memaklumi, itu juga toleransi, sederhana dan gak muluk-muluk :)

    BalasHapus
  4. Meski dilarang komentar SARA, dikau bikin postingan yg sifatnya SARA... :D

    1. Sumber gambar darimana Dat?

    2. Yang pasang spanduk itu, siapa tau aja itu di daerah kota yang emang mayoritas penduduknya Muslim. Sama aja kayak di Amrik yang mayoritas Nasrani, bisa kan mereka terang2an ngejekin Muslim? Yang jelas kalo di kota besar hampir ngga mungkin terjadi ada pemasangan spanduk macam gitu...

    3. Gue (Muslim) diajarkan untuk "menghargai dan menghormati umat beragama lainnya." bahkan apabila ada non-muslim yg sudah bersikap baik dgn kita (Muslim) maka kita juga wajib bersikap baik dengan mereka. Jdi kalo ada yg bilang haram hukumnya mengucap Merry Christmas, Gue ngga setuju, coz, niat ngucapin itu buat Gue cuma sekedar menanamkan sikap saling menghargai dan menghormati aja, eh, kebetulan 90% keluarga besar Gue itu Nasrani...

    4. Klo masalah Valentine kenapa dilarang, sebetulnya ada banyak alasan yang membuat kenapa (Muslim) dilarang merayakannya... Yang jelas Gue ngga mau bicara banyak soal ini coz jadinya bakal sangat SARA, mungkin dikau bisa cari di Google... Banyak kok Ustad2 yg punya blog dan nulis alasan2 knp kita (Muslim) dilarang ngerayain Valentine...

    5. Kalo nulis postingan gaya bahasanya juga diperhatikan yah Dat... Kalo Gue sih santai, kalo yg fanatik bisa tersinggung loh... nanti niatan kamu yng pengen tetep damai malah jadi pecah deh...

    6. Inget juga kalo nggak semua Muslim itu seperti yang Data bilang... Gue lebih milih nyantai aja tuh, ngga fanatik soalnya Gue... :D Tapi gaya bahasa n penyampaian dikau di sini berasa kayak menyalahkan SEMUA Muslim (walau kamu masih ada usaha buat nutup2in agama apa yg dimaksud, tp terasa jelas sekali...)


    Eh, btw Gue dapet banyak cokelat hari ini!! XDD~

    BalasHapus
  5. kalo gue biarin aja,
    gue ga ngerayain valentine tapi gue ga ngelarang orang lain, ngapain ngelarang, buang energi aja =-=

    BalasHapus
  6. Hmmm, sebenernya ini bahasan yang gua tunggu bang. Setuju sama tulisan lu ini. Manusia itu makhluk monodualis, disisi lain dia makhluk sosial, disisi lain dia juga makhluk individu. Sebagai makhluk individu dia punya 3 hak, yg salah satunya adalah kebebasan. Kebebasan disini yang pasti maknanya luas, tidak menutup kemungkinan untuk masalah agama dan kepercayaan.

    Memang benar beberapa orang/oknum ada yg berorasi, ngupdate status, dan sebagainya ngegambar-gemborkan buat ngga ngerayain valentine, khususnya muslim. Maksudnya sih benar, ngingetin kerabat seagamanya, tapi caranya aja yang salah.

    Kayanya "diam" itu emang jadi solusi terbaik, soal kepercayaan ini sensitif, terlebih ini Indonesia.

    Jadi, mari kita saling menghormati antar umat ^_^

    BalasHapus
  7. hmm....
    kalo saya, santai ajaa.., kadang gak mau ngerayaiin juga tetep dikasih coklat :9 yaa, terima terima aja :D gak ada salahnya jgaa..
    kalo gak dapet yaa...
    tidur ajaa dirumah :D

    seneengnyaa kakak yg diatas dapeet coklat :D , saya suram -_-"

    BalasHapus
  8. kalo aku, bodo amat. nggak terlalu nanggepin sama yang gitu-gituan. ada yang natalan, ohh.. ada yang cap go meh, ohh.. ada yang valentine, ohhh... ga usah diambil pusing lah..

    BalasHapus
  9. gue muslim, gue gak ngerayain valentine, gue gak ngelarang orang lain valentine, bahkan banyak umat nasrani sahabat2 gue, sodara-sodara gue yang ngucapin happy valentine ke gue, ya selow aja gak dibawa rempong. btw, gue ngerayain imlek, walau gak ibadah di klenteng. buat natal sendiri, berhubung sodara2 gue berbagai ras, suku, agama, gue ikut meramaikan tanda gue menghormati dan menghargai mereka. yang pasti perbedaan membuat hidup gue lebih berarti dan menyenangkan :)

    bagus data tulisan lo ini bisa bikin beberapa bahkan banyak orang sadar

    BalasHapus
  10. masing2 sajalah,,kalau ada yg merayakan,ya silakan,kita ckup berpegang teguh pda ajaran yg kita dapet :)

    BalasHapus
  11. nah bang data!! postingnya kece nih. aku juga setuju sama beberapa bagian diatas.
    emang bener, mengimbau itu nggak harus dengan teriak-teriak, pasang poster/spanduk gede-gede, atau apalah yang menimbulkan kontroversi. itu sebenernya bukan merupakan tindakan untuk mengingatkan kita, tapi malah tindakan yang memicu adanya perpecahan antar agamanya.
    toleransi? iya, Indonesia adalah negara yang memiliki penduduk dengan bebagai macam mayoritas agama. walaupun sebagian besar mayoritas penduduknya adalah muslim. karena perbedaan itulah kita harus toleransi. "Diam adalah salah satu bentuk toleransi".

    Aku pribadi, sebagai umat Muslim, nggak ngerayain Valentine, tapi aku juga nggak maksa orang lain untuk nggak ngerayain. itu hak individu masing2.
    Tapi untuk natal, imlek, cap go meh atau sebagainya, aku sering ngucapin ke yang ngerayain. kenapa? soalnya aku menghormati mereka yang ketika aku merayakan hari raya umat islam, mereka nggak segan2 mengucapkan selamat dan bertamu kerumah :)
    Jadi aku ya santai aja. Yang mau ngerayain silahkan, yang nggak ya diem2 aja. Nggak perlu dilarang. Ngapain ngelarang, toh ujungnya larangan kita belum tentu juga mereka perhatikan.

    Cuma, aku mau bilang, nggak semua muslim sama seperti yang bang data sebutin tadi.
    Banyak kok muslim yang memiliki rasa toleransi tinggi.
    Kita umat beragama, hidup berdampingan, harusnya saling menghormati. Jangan ada perpecahan :D

    BalasHapus
  12. sip banget kata²nya. bener banget kalo emang gak ngerayain ya mbok diem aja gitu gak usah koar² ganggu yang mau ngerayain. cukup mengingatkan dengan bisikan. gak usah koar². rasanya agak kurang etis gitu.

    BalasHapus
  13. giliran Valentine pada ngerayain. coba pas hari besar nasional, pada NGERAYAIN gak tuh? #eaaa

    ya gue sih kagak pernah ngerayain Valentine. kata guru ngaji kagak boleh. kenapa kagak boleh? penjelasannya panjang bok, lagian takut ujung2nya ada pihak yg tersinggung.

    lagian gue kagak napsu sama acara kayak gitu. gak pernah ngikut ngeramein pula. tapi gak sampe pernah ngelarang temen buat nggak ngerayain sih, biasa aja, gue nya diem aja. kalo yg di twitter itu sih just for fun yak, canda2an doang wkwk

    BalasHapus
  14. sipppoooo Data,, keren nih postingan..
    kalo gue sih, seperti kata lu, diem aja sbagai bentuk toleransi, gue suka ngucapin sama temen2 gue yg nasrani, karena mereka juga suka ngucapin kalo gue lagi lebaran :)))
    Seneng rasanya bisa saling mengerti...
    valentine?? gue gak terlalu heboh, tapi kalo ada yg ngasih cokelat apalagi duit gue pasti hebohhhhhh... hahaaaa

    BalasHapus
  15. gue pribadi sebagai orang muslim emang nggak dianjurin ngerayain Valentine, ngucapin selamat Natal dsb dst. Emang kalo udah gini jadi serbasalah, ngucapin takut dosa, gak ngucapin dianggep gak toleran. Mending mikir moderat aja lah, toh bukannya mestinya kita saling respek sama umat lain?
    soal valentine, prinsip gue cuma satu: valentine gak valentine yang penting hepi! :D

    BalasHapus
  16. bicara SARA emang selalu menarik, tapi karena di-post bilang nggak boleh dan pakai anounymous artinya belatung, gw nggak jadi komen deh *eh

    Mungkin kalau gw seorang sutradara, gw akan memperbanyak film semacam "My Name Is Khan", rasanya loe udah cukup pinter dan sering nonton acara yang bilang Bagi manusia dalan perbuatan "BEJAT" dan "BAIK" bukan dari etnis atau agamanya. UU bilang setiap orang berhak atas agama, dan mereka berhak menyuarakan pendapat - jadi apakah gw begitu sial jatuh diagama yang mendapat judge karena se-upil orang. Bad news is Good news, gw nggak menyalahkan media 100% karena kadang beritanya bisa jadi informatif buat kita, tapi gw mohon jangan menelannya mentah2. Gw selalu pengen teriak dimuka orang indonesia yang BUTA, WOI lo liat nggak agama PROF SURYA APAAN? WOI lo tau nggak agama/etnis apa yang bawa INDONESIA juara OLIMPIADE, dan WOI lo tau nggak lainnya - jika ada orang yang berusaha menjelekkan etnis tertentu di depan muka gw.

    Tapi karena gw penulis, gw mencoba membeuat sesuatu yang mempersatukan kita, gw buat betapa bangganya gw dengan toleransi umat hindu saat gw berpuasa, betapa kagumnya gw saat orang hindu berbagi halamannya untuk kelebihan tempat sholat, atau gimana kulture hindu-islam jadi satu lewat nama "Made Muhammad" disalah satu daerah Bali, intinya gw berharap lebih banyak orang membuat good news walaupun gw tau ini tidak se-komersil bad news yang bakal membuat komen bejibun.

    Lo bener banget dat, DIAM adalah cara yang baik ketika bicara BAD NEWS soal SARA - BICARA banyaklah soal GOOD NEWS, bicara mereka bukan berarti - kami, dan bicara kamu - tidak berarti mengalami dan berjuang sendiri :)

    BalasHapus
  17. nyantai aja broo, kayak gue.. yang begituan mahh gak usah di pikirin. mau orang ngomong apa kek, tohh gak ada untung dan rugi nya juga buat loo. hmm kalo menurut gue pribadi sih,, mending kita urusin urusan kita sendiri, daripada sibuk ngurusin orang lain.. bener gak?

    BalasHapus
  18. Waaah bang, postinganmu ini mengandung SARA loh, walaupun kamu gak menyebutnya secara langsung tapi ya gitu deh... Aku sendiri netral, semua hal yang kupandang lebih ke positifnya, memang aku gak ngerayain tapi aku tetap toleransi dan saling menghargai, toh yang kita inginkan cuma satu, damai :D hehehe *goyang gayung*

    BalasHapus
  19. Kenapa bulan Februari tulisannya agak SARA yah ? <-- nyindir diri sendiri.

    Kemarin dapat pengalaman gmn cara nulis yg ga terlalu SARA, yaitu dengan tidak memposisikan sebagai salah satu umat (or so my friend say).

    Anyway, gua setuju sama tulisan lu yg bilang bilang menghimbau itu bisa melalui cara lain, misalkan membahasnya pada acara siraman rohani agama tersebut. Kalau memang mau terang-terangan seperti gambar di atas, menurut gua tunjukkanlah fakta-fakta/data-data/literatur yang bisa menguatkan argumen kita, bukan dengan CUMA bilang "merayakan bla..bla..blaa berarti haram" dll. dst. Menurut gua kalau cara seperti itu ya ga bakalan ngenggagu umat beragama lain (karena memang ajaran tiap agama itu berbeda), at least kalau cara penyampaiannya begitu ga bakalan ada yang emosi hingga terbawa ke tindakan anarkis.

    Jujur gua harap komen gua ini ga termasuk SARA, karena memang masih mencoba belajar supaya tulisannya bisa langsung mengena dan ga membuat sensi, karena masyarakat negara ini kebanyakan emang sensian.

    CMIIW

    BalasHapus
  20. boro2 ngerayain, kemaren pas tanggal 14feb aja gue lupa kalo itu hari valentine. lagian gue emang nggak tertarik ama hari2 begituan. kan hari kasih sayang gak cuma tgl 14feb, setiap hari adalah hari kasih sayang menurut gue :)

    BalasHapus
  21. salam gan ...
    menghadiahkan Pujian kepada orang di sekitar adalah awal investasi Kebahagiaan Anda...
    di tunggu kunjungan balik.nya gan !

    BalasHapus

Silakan berkomentar :D

Diberdayakan oleh Blogger.

Subscribe