Senin, 23 Mei 2011

Mood Killer

Mood itu penting. Banget. Untuk urusan apapun.
Tapi kenapa orang-orang malah hobi ngerusak mood ya?


Oke, ini sedikit curcol. Atau mungkin banyak.
But, karena gue benci formalities dan pleasantries, so to the point:

Akhir-akhir ini, gue yang sedang berumur 17 tahun dan sedang labil-labilnya ini, sering membutuhkan suasana yang mendukung aktivitas gue. Yap, suasana yang kondusif dan menyenangkan hati gue. Dan gue butuh banget sesuatu yang namanya MOOD. Yeah, MOOD, bukan MOPD. Itu sejenis ospek.

Yap.

Gue sangat membutuhkan mood yang damai, aman, nyaman, tenteram, dan bahagia pada saat gue melakukan beberapa aktivitas, terutama hobi gue: internetan, blogging, ngegambar, mandi, dan tidur. Dan semuanya akan hancur berantakan jika ada satu atau segerombol orang (entah itu keluarga atau bahkan alien) yang menghancurkan mood tersebut, tanpa peduli betapa hancurnya mood gue. Apa boleh buat, gue sekarang sedang labil, dan gue mudah banget dirusak moodnya. Walau demikian, gue nyadar kalo (sebenernya) gue ngga boleh tergantung sama mood.

Kata orang, keluarga dan teman-teman adalah supporter kita. Mereka akan memberi dukungan (bukan dengan sorak-sorai, spanduk ataupun tawuran) atas apapun yang kita lakukan, terutama hobby kita. Kata orang, keluarga dan teman-teman adalah mood maker. Orang-orang yang bisa membantu kita dalam menaikkan mood kita. Dan sebagainya.

Tetapi, fakta selalu berkata lain...

Faktanya, saat gue mau nulis ataupun ngegambar. Selalu adaaaaaaa aja orang-orang yang rese. Gangguin gue, ngintip gambar gue, dan melakukan segala ketololan hidup lainnya yang menyedihkan di mata manusia lainnya. WTF. Gue disuruh ini lah, itu lah, ini dulu lah, tunda dulu lah. Yap, intinya orang-orang sekitar gue (gue ga nyebut siapa-siapa aja, tapi bejibun jumlahnya) selalu menghancurkan mood gue. Heran. Gue terlalu heran dengan keadaan dunia yang mengganggu proses kerja gue.

Apapun yang gue lakukan, gue anggap itu semua adalah proses pembuatan karya seni. Yap, segala sesuatunya jika dilakukan dengan sepenuh hati akan menjadi indah. Tentunya akan menjadi kepuasan tersendiri bagi gue. Tapi, beuh. Terlalu banyak orang yang ngga mengerti benar apa yang dimaksud dengan seni dunia. Mereka bisanya kalo ngga ngritik walau ga ngerti, ya ngancurin mood orang. WTF WTF WTF.

God, adakah waktu dan tempat dimana gue bisa mendapatkan mood gue yang terbaik tanpa harus dihancurkan oleh mereka? Yap, mereka, orang-orang bodoh, para egois yang tak tahu seni. Semoga, semoga, semoga. Semoga gue bisa mendapatkan waktu untuk mendapatkan mood dan menghasilkan karya terbaik yang bisa gue ciptakan nantinya.

Oke, sebelum gue nambahin kata-kata kasar lebih banyak, gue akhiri postingan curcol hari ini.


That's all.

1 komentar:

  1. hmm ,,, jd kamu toh yg nmnya stevanus( maaf baru tau) ,,, curcolannya jujur , semoga jangan terlalu lama ya bad moodnya .. salam kenal :)

    BalasHapus

Silakan berkomentar :D

Diberdayakan oleh Blogger.

Subscribe