Sedikit curcol, atau banyak
Kalo ga mau baca, mending perkosa orang aja sana
Yap, beberapa dari kalian dengan kadar kecerdasan yang seadanya pasti udah bilang kalau tulisan ini porno, vulgar, tolol dan sebagainya. Yap, mungkin memang begitu adanya, atau mungkin otakmu saja yang kurang diberkati Tuhan. Kalo tersinggung, udah sana, cari mucikari dan lamar pekerjaan kepadanya. Bodoh.
Ehm.
Baru kali ini, atau mungkin udah berkali-kali gue mengawali tulisan dengan kata-kata kasar. Mood gue jelek. Mood gue hancur. Mood gue ngga keruan. Gue lagi kesel, dan sebagainya. Gue ga bisa menikmati hari dengan leluasa dan bahagia. Semua terasa bosan, khususnya menyebalkan. Babi.
Akhir-akhir ini dunia sedang membangsat.
Yang satu berisik
Yang satu tolol
Yang satu menjengkelkan
Yang satu biadab
Yang satu imbisil
Yang satu lemot
Yang satu nonchalant
Yang satu cabul
Yang satu memuakkan
Yang satu gila
Yang satu penipu
Yang satu anjing
Yang satu kotoran
Yang satu haram
Membabi-buta, membuat gue kesal dan galau. Kesal dan sepi. Galau dan sepi. Kesal dan galau. Hari-hari gue hancur. Tiada nikmat yang terasa dalam hidup gue. Gue cuma bisa pura-pura merasakannya. Dunia bangsat. Atau, gue emang gue yang terlalu nyalah-nyalahin dunia.
...
Huh.
Okay, cool down. Cool down...
Sepertinya gue udah menuliskan tentang hal ini di suatu postingan beberapa saat yang lalu. Hari-hari pengangguran gue sedang bermasalah.
Jujur, mood gue up and down. Dunia seolah senang dan tertawa, serta sangat antusias dalam merusak mood gue. Sebenernya dari tadi siang, gue ga ada mood buat nulis, lalu beberapa saat kemudian gue memiliki mood untuk menggambar. Saat gue hendak menggambar, lagi-lagi dunia menjengkelkan. Gue kehilangan mood untuk segalanya, sampai harus memaksakan diri untuk menulis entri hari ini.
Selain mood gue, para manusia sepertinya sedang dan senang memiliki masalah dengan gue. Fine, bukannya gue minta dihargain, tapi setiap kali gue ingin melakukan sesuatu yang bisa membuat gue sedikit senang, mereka malah rese. Baik mengganggu atau melakukan hal yang lain. Kata-kata gue ga ada yang didengerin. Alhasil gue jadi emosian, perbendaharaan kata-kata kasar gue pun bertambah.
...
Selain itu, keberadaan gue mulai terkikis. Di mana-mana.
Biasanya kalau lagi ngobrol, gue bisa nimbrung dan diajak bicara dengan menyenangkan. Biasanya, orang-orang memberikan respon seperti apa yang udah biasa dilakukan dulu. Menyenangkan. Tapi sekarang sepi. Gue diignore dan diberikan respon yang berbeda. Dalam beberapa buku yang gue baca, tertulis bahwa yang bisa gue salahkan adalah waktu.
Waktu membuat segalanya berubah.
Namun, secepat inikah? Para manusia berubah, meng-ignore gue dan dengan santainya berkata lisan maupun dalam hati kepada gue, bahwa gue adalah orang yang sudah berubah dan sombong. Juga, kalau mereka semua lagi nonton layar tancep, gue adalah hujan gerimisnya. Gue muncul, dan bam! Vanished. Dan saat hujan gerimisnya menghilang, orang-orang pun kembali nonton layar tancep ramai-ramai seolah tak pernah ada gerimis di kota mereka.
Inilah mengapa gue hapus job Time Mage dari fantasi gue.
Atau, mungkin gue yang terlalu caper?
Gue yakin pertanyaan barusan bikin mereka semua bahagia dan tertawa riang.
...
Damn. Gue ga bisa nulis ini sampai habis, gue terlalu kesal. Najis semuanya.
That's all.
0 komentar:
Posting Komentar
Silakan berkomentar :D