Sabtu, 13 Agustus 2011

I Just Don't Know Whether I Am Happy or Not

Curcol dikit ah.
Walau pasti ga ada yang denger.

Gue hidup di keluarga yang biasa aja. Yang tinggal di rumah sederhana, dan tidak bergaya hidup mewah. Keluarga gue ngga tajir, kalo liburan ya stuck di rumah, ngga nginep di villa ataupun jalan-jalan ngehabisin duit. Sedikit awkward, tapi untung ga ada masalah. Mungkin gue beruntung ga lahir di keluarga yang broken home. Ya, seharusnya gue bersyukur, karena ada temen gue yang broken home, dan sedih.

Banyak juga orang yang bilang kalo gue temen mereka. Ada juga yang cuma pura-pura karena kita cuma satu sekolahan aja. Kadang gue percaya mereka, dan lebih sering ngga. Bukannya ga percaya, hanya aja kurang mau berharap. Tapi dibandingkan dengan orang lain, gue masih mendingan. Ada orang yang punya beberapa temen, tapi di belakangnya dia dicaci maki.

Selain itu, selama gue hidup, orang-orang yang gue temuin di jalan selalu antusias membantu gue. Gue ga pernah dijahatin, malah gue selalu dibuat kebelet berterima kasih kepada mereka. Pada saat yang bersamaan, gue sering ngeliat ada yang di-ignore ataupun dikerjain habis-habisan.

Ponsel gue cuma ponsel biasa, bukan BB ataupun smartphone. Tapi selalu lancar dipake smsan. Komputer gue udah beberapa kali diservice gara-gara udah berumur, tapi setidaknya masih bisa menolong gue. Gue juga ngga stylish banget, gue malah ga tau cara bergaul dan berpakaian menarik. Tapi setidaknya gue masih punya temen dan pakaian yang jumlahnya lebih banyak daripada mereka yang ada di pinggir jalan.

...

Kalo dilihat, hidup gue penuh banget dengan hal yang patut disyukuri. Gue beruntung. Banget. Sayangnya dari kecil, gue ga tau rasanya seneng atau bahagia itu seperti apa. Ngga, hidup gue ngga menyedihkan. Gue masih bisa senyum setiap saat kok. Walau gue ga tau seneng itu kaya gimana.

Disaat sedang dibanggakan, gue sering dipuji. Tapi gue ngerasa itu cuma basa-basi atau malah sindiran. Ada yang bilang sayang sama gue, gue malah berasumsi kalau itu cuma formalitas, nothing more. Ada yang bilang gue orang yang baik, tapi gue ngerasa ngga begitu. Tapi, di saat seorang temen bilang "Dat, lo enak ya, bisa hidup bahagia...". Gue diem, gue bingung.

Banyak yang bilang kalo gue temennya banyak banget. But, for the real, gue ga pernah berani nganggep mereka temen. Why? Soalnya setahu gue, manusia lain, selain gue, ngga mau berteman sama gue. Gue yakin banget akan hal itu. Dan sikap gue yang mereka bilang baik, sebenernya cuma bukti dari betapa pengecutnya gue. Gue jarang tersinggung, marah, benci, nolak permintaan tolong, dan sebagainya sepertinya hanya karena gue takut dibenci. Gue pikir gue ngga pernah tulus, soalnya gue cuma takut dibenci. Itu aja.

Di keluarga, selain di rumah terkadang ada kumpul keluarga. Kalo ngumpulnya di Cibinong, gue lebih seneng tiduran di kamar almarhum kakek gue. Sebab gue selalu merasa kalau mereka ngga seneng sama keberadaan gue. Awalnya gue pikir mereka ga seneng sama keluarga inti gue, tapi gue rasa mereka ngga senengnya ke gue. Cara mereka ngeliat gue itu beda jika dibandingkan dengan cara mereka ngeliat anggota keluarga yang lain. Karenanya gue selalu lebih nyaman sendirian di kamar kakek gue, tiduran, saat mereka pada ngumpul dan ngobrol. Atau kadang gue menyendiri di halaman belakang rumah kakek gue. Kalau ada acara, misalnya pernikahan, gue juga ngerasa unwelcome.

Jika ditanya, apakah gue kesepian, jawabnya iya. Sebab semua yang dunia lakukan ke gue, hanyalah formalitas. Gue juga ga tau cara senyum orang yang berbahagia, walau gue sering banget ketawa dan senyum.  Di dalam hidup gue, biasanya emang segala hal berjalan lancar-lancar aja. Tapi, gue ga tau, apakah gue bahagia atau ngga.

Kadang, gue pun percaya bahwa ga akan ada yang nangis pas gue meninggal.

Gue juga sih, ga ingin terlalu mengharapkan kebahagiaan diri gue. Toh bukan gue aja yang kesepian. At least, gue pengen orang-orang yang gue sayang, walau mereka mungkin ga sayang ataupun ga ingin disayang sama gue, bisa bahagia. I just don't know whether I am happy or not. maybe I don't need happiness for myself. But I want people always keep their smile, maybe it'll be enough to make me happy.

Even if, I come to be able to claim everything in the world. Still, I will not smile without you.
#Nowplaying: Why - Ayaka (OST Crisis Core FF VII)


That's all.

5 komentar:

  1. sbtulnya kalau kita ngeliat orang dibawah kita, kita patut bersyukur, punya orangtua yg masih lengkap, dalam sehari makan masih 3x, ortu kita mampu menyekolahkan kita. kasihan bgt liat anak2 yg sebenarnya kaya harta tapi miskin hati. tapi itu mending, sedangkan udah miskin harta, miskin hati, susah beud!

    BalasHapus
  2. Ah, kita sama!
    Tapi kalo aku lebih ke ngerasa unwelcome, jadi aku nggak tahu mereka benci atau nggak. cuma sekadar prediksi. But that's life, ada orang2 yang membenci. Di mana pun kamu tinggal, siapa pun kamu, pasti tetep ada yang benci. Yang harus kita lakukan adalah love the people who love us--nyolong kata2 di twitter.

    BalasHapus
  3. If you don't like something, change it

    If you don't like something, and you can't change it, change the way you're thinking about it...

    BalasHapus

Silakan berkomentar :D

Diberdayakan oleh Blogger.

Subscribe