Sabtu, 14 Januari 2012

TV Lokal Kita

Sebagus apapun merek TV-nya.
Kalau tayangannya begitu, ya... gitu deh...



Ehm.

Guys, ente-ente punya yang ngaranna tipi teu? Kalo ga punya TV ditempatnya (for example: anak kos), mendingan udah bubar aje. Why? Because gue kali ini pengen bikin tulisan mengenai apa yang ada di channel TV kita saat ini.

Oke, kita sering nonton TV kan? 

Dari sekian banyaknya channel dan acara, pasti ada aja yang bisa menarik perhatian kita. Namun, sadarkah anda bahwa ternyata ada yang ngga meng-enak-an dalam tayangan TV kita? Ngga, bukan soal sinyal dan semut di TV. Tapi tentang apa yang tersaji di TV kita.

Sejauh yang gue alami dan perhatikan, menurut pendapat saya yang masih kurang sempurna, dapat disimpulkan bahwa ada beberapa masalah yang cukup obvious. Dan masalah ini seringkali berhubungan sama duit, rating, serta 'selera masyarakat'.

Berikut adalah beberapa masalah yang saya amati:

1. Kualitas Tayangan

Dulu pas gue masih SMP, kalo ga salah ada acara TV yang judulnya Hidayah (cmiiw) dan banyak juga tayangan yang sejenis. Nah, bagi yang non-Muslim mungkin ada yang ga tahu. Jadi gini, tayangan-tayangan yang sejenis Hidayah itu nyeritain tentang bagaimana si tokoh mendapatkan berkat ataupun hukuman dari Tuhan, tentu aja itu semua berdasarkan perbuatan si tokoh. So, intinya tayangan seperti ini mengajarkan tentang moral serta nilai agama (detailnya, nilai agama Islam).

Walau gue non-Muslim, gue cukup senang nonton acara itu. Selain waktu itu jam kartun udah abis, tayangan ini cukup berbobot. Why? Karena di setiap tayangannya ternyata ada pesan bagi pemirsa. Jadi mereka yang menonton dari awal hingga akhir akan mendapatkan keuntungan, di sini keuntungan moral.

Bicara soal keuntungan, masih ada juga acara-acara lain yang menyajikan hal-hal yang baik bagi masyarakat. Seperti motivasi, moral, pengetahuan, dan beberapa yang lain. Sehingga mereka yang menyalakan TV-nya akan mendapatkan sedikit keuntungan lain di samping terhibur.

However...

Coba bandingkan dengan tayangan yang ada sekarang ini. Well, mungkin masih ada yang seperti gue bilang di atas. Namun sayang, TV di tanah kita ini makin hari makin ngejar rating. You know, acara-acara bermanfaat dan kreatif sekarang ini terlihat turun kualitasnya.

Anyway selain tentang pesan yang ada, ternyata kreativitas tayangan pun kadang cuma bertahan dua minggu sejak tayangan perdananya. For example sinetron. Asal lo tau, menurut gue sinetron kalau episode 1-5 masih agak lebih enak ditonton. Berasa ada 'inovasi'. Tapi ternyata ujung-ujungnya memiliki cerita yang emang ga ada bedanya sama sinetron kemaren-kemaren.

Selain sinetron, ada pula acara-acara lain yang pada minggu-minggu pertamanya konsisten dengan 'tema' dan 'kualitas yang dijanjikan'. Setelahnya kualitas kembali menurun. Temanya udah ga sesuai banget dengan apa yang disampaikan pada masa awal acara tersebut ditayangngkan. Serta kualitasnya menurun pisan, jadi malah ga enak ditonton.

Asal elo tahu, hampir di setiap channel sampe tahun 2011 kemaren, nyediain acara yang kompak abis. Kompak dalam hal kegiatan dan apa yang ditayangkan. Bisa tebak apa? Well, mereka semua kompak dalam menyediakan...


ACARA TANGIS-TANGISAN

Anyway berikut beberapa jenis / genre / apalah yang menurut gue ada sedikit ga enak:

Komedi
Opera Van Java
(taken from google)
Yeap. Contohnya seperti yang dikatakan di http://faridazroel.blogspot.com/2012/01/komedi-di-indonesia-seni-atau-bullying.html. Bahwa komedi sekarang ini masih menggunakan bullying. Baik secara verbal ataupun fisik. However kalau di dunia nyata and dibandingkan dengan moral and kesopanan, bullying itu nggak baik. Oke gue tau, itu emang cuma buat lawakan. Tapi gimana jadinya kalau adik-adik kita malah mencontoh kebiasaan bullying di TV? Apalagi kebanyakan kegiatan lawak di TV (selain acara khusus komedi) banyak yang menggunakan ejekan verbal dan terkadang nyerempet ke yang 'dewasa' ataupun kekurangan fisik seseorang.

Drama / Sinetron
taken from google
Oke gue cukup bangga di mana sinetron TV kita mampu bertahan selama beberapa season dan ratusan episode. Namun sayangnya, yang disajikan ceritanya itu-itu aja. Anak ketuker, nikahan, cemburu, duit, sampai jahat-jahatan.

Nah, yang mau gue tekankan adalah dalam jahat-jahatan.

You know, pasti bakalan ada tokoh antagonis yang siap melakukan dosa apapun demi cinta atau uang. Emang cukup menarik sih. However ternyata konflik yang disediakan di sinetron ternyata kebanyakannya jahat-jahatan. Malah biasanya cerita tentang betapa tersiksanya si tokoh utama menjadi pusat perhatian dari tiap episodenya. Hal-hal yang baik hanya diberi sedikit tempat.

Gue cukup prihatin. Apalagi gue sempet heran, ada aja iklan sinetron yang begitu bangga dimana mereka akan menyediakan 'konflik yang lebih intens'. Yang berarti mereka akan menyediakan kelakuan antagonis dalam porsi yang lebih banyak.

Ada lagi sinetron lain yang bikin gue kaget. Kenapa? Karena ternyata yang jahat bukan cuma si antagonis. Ternyata si protagonis yang eneg diotak-atik akhirnya jadi lebih jahat cuma biar si antagonis kalah. Jangan sampai skenario sinetron yang jahat-jahatan bikin penonton menjadi termotivasi atau diberikan ide bagaimana melakukan kejahatan terhadap orang lain.

Musik
taken from google
Well, yang ini singkat aja.

Lebih baik mana? Nonton video klip di YouTube. Atau nonton artis lo di TV, perform dengan suara yang persis banget dengan file mp3 lo. Which we called as: lip sync. Ditambah dengan penonton yang goyang-goyang di atas panggung di belakang si artis.

Lho, katanya band atau penyanyi. Tapi kok lip sync? Emang ga latihan kalo mau manggung? Terus kalo di video klip ternyata suaranya bagus, jangan-jangan pake auto-tune ya? #eh.
...

2. Acara Kembar

taken from google
Elo tau acara On The Spot?

Yeah, acara yang isinya mirip-mirip sama postingan blog copasan tersebut emang cukup menarik. Nyajiin tentang pengetahuan umum yang bisa bikin kita tercengang. Nah, ternyata setelah On The Spot jadi terkenal, muncullah spat-spot lainnya.

Ini kehabisan ide atau numpang pake ide orang?
Jadi gini. Di TV kita sekarang ini banyak banget acara yang saling tiru meniru. Di channel ini ada, di channel itu ada, dan di beberapa channel lainnya juga ada. Berikut beberapa acara yang gue pikir ditiru orang lain:
  • On The Spot : ditiru acara 'informasi menarik' yang mirip
  • OVJ : well, bukan acaranya yang ditiru, tapi sempat ada acara lawak lain yang ikut-ikutan pake 'bahan yang tidak berbahaya'
  • Dahsyat : diikutin acara musik sama-sama nyediain artis lip sync
  • MTGW : acara motivasi yang kadang dijadiin bahan lawakan ini sempat ada yang niru, tapi gara-gara rating si peniru rendah, jadi ga ada yang niru lagi
  • Laga vs Monster : errr... gue ga tau judulnya apa, tapi selain di channel you-know-what, ternyata di tempat lain masih ada juga cuy
  • Wisata Kuliner : acara wisata icip-icip makanan emang dari dulu udah rada banyak, however penggunaan jargon "Maknyus" kadang agak ditiru acara lain dengan cara memberikan jargon lain ataupun kelakuan aneh lainnya
  • Mancing Mania : bagi orang yang suka mancing sambil bilang "mantap!" kalo rajin mantengin TV bakalan nemu acara mancing yang agak mirip
  • Dunia Lain : acara yang hostnya punya kepala kinclong, dulu sempat membuat anak-anak seperti gue ketakutan di malam hari. Why? Acara uji nyali-nya ga cuma di satu TV doang cuy!
Well, gue tau bahwa konsep suatu acara sepertinya ga ada hak cipta ataupun hak patennya. Tapi tidakkah membosankan bagi pemirsa untuk nonton acara sejenis yang memiliki perbedaan hanya dalam jam tayangnya saja?

Ini kurang kreatif atau saking kreatifnya mampu menggunakan sebuah ide untuk menciptakan acara yang 'berbeda'?
...

3. Iklan dengan Acara

Err, gue ga mau ngomongin soal kelakuan artis dalam iklan. Seperti yang kita tahu, ada aja iklan yang bikin kita bengong dan berpikir "What on earth is this?" atau" THISISSHIT!". Gue males ngomongin itu karena udah cukup basi. Terus apa yang pengen gue bicarain kali ini?

DURASI IKLAN

You know, kalo nonton channel-channel tertentu elo bisa nyempetin buat push up 30 kali setiap kali iklan diputar. Seringkali durasi yang diberikan untuk iklan mencapai angka 10 menit. Sehingga tayangan yang durasiya satu jam, mungkin ternyata bisa selesai dalam waktu 15-30 menit, itu juga mungkin udah dipotong sedemikian rupa demi kelengkapan iklan yang kadang ga diperhatiin.

Kadang di channel tertentu, ada aja editor yang jago banget nge-cut adegan cuma demi iklan. Adegan yang lagi seru-serunya dihentikan dan diganti dengan iklan. Of course jika kita masih penasaran, kita bakal nungguin. Tapi ternyata, pas iklannya selesai tiba-tiba ceritanya udah jauh banget. Malah kadang credits yang ga pernah dilihat memiliki durasi yang full.

Durasi iklan ternyata ga cuma diakuin penonton. Ternyata hal ini juga diakui oleh pihak yang disupport sama iklan. Waktu itu gue pernah lagi nonton iklan sinetron. Yang mempromosikan dengan tulisan yang ilang-muncul-ilang-muncul, bertuliskan "DENGAN IKLAN YANG LEBIH PENDEK!". See?

My question is:
Kan iklan itu buat sponsorin acara atau apanyalah. Tapi kok dengan bantuan iklan yang begitu banyak and lama yang kemungkinan ngehasilin duit bejibun, acara yang muncul di layar kaca kualitasnya bertahun-tahun cuma bisa berevolusi.

Yang kalo dulu di SMP gue belajar IPS, definisi evolusi adalah:
Perubahan yang sangat lambat.
Which means, kualitasnya gitu-gitu aja.

Jadi, sebenarnya kalo nonton TV, pemirsa itu disuruh nonton acaranya atau IKLANNYA? =_=
...

4. Jam Tayang dengan Ketepatan Sensor

Dulu sempet ada kasus Smack Down. Di mana gara-gara jam tayang yang kesorean, anak-anak niruin adegan gulat kepada temennya. Semenjak kasus tersebut, acara Smack Down di TV Swasta Nasional kita pun dipindahin jam tayangnya.

Nah, okelah sekarang ini (sepertinya dan semoga) manajeman penempatan jam tayang sudah makin lebih baik. Tapi ternyata jam tayang kadang kurang relevan dengan apa yang disensor.

Gini. Kadang ada film yang nyajiin adegan perkelahian atau kekerasan yang ditampilin jam 7 atau jam 8 malam. Okelah, bocah-bocah zaman sekarang jam segitu matanya masih pada melek. Keponakan gue yang baru hampir 2 tahun aja sering tidur jam 10an. However, yang ngagetin itu kalo filmnya udah jam 10 ke atas.

Kenapa?

Masa di jam-jam "aman" begitu, adegan perkelahian sering diabaikan. Okelah itu kekerasan, tapi... untuk apa tuh stasiun TV capek-capek promosiin film action atau kadang "action week" dengan intens, kalo adegan action-nya dicut? Ya ampun. Mendingan gue nonton Spongebob yang masih ada adegan karatenya deh.

Eniwei berhubung dengan kartun. Ternyata adegan kekerasan di kartun ada juga yang kena sensor.

Umm... bukan maksud buat ngedukung adegan kekerasan buat bocah, tapi ternyata kartun yang disensor sebenarnya hanya perlu dipindahkan saja jam tayangnya. For example, anime Naruto. Elo tahu kan, ninja-ninja ga mungkin cuma makan ramen doang di warung, pasti ada deh yang namanya lebam dan darah.

Tapi, ya ampun.

Masa kartun yang bertemakan ninja + action begitu, adegan actionnya dipotong bae. Jadi yang keliatan itu cuma adegan si tokoh lompat hendak melancarkan serangan dan tiba-tiba si lawan udah terkapar di tanah. Oke sih, emang ga baik kalo bocah pada nonton. Tetapi kaya yang udah pernah gue bilang di postingan sebelumnya: ga semua kartun itu buat bocah.

Herannya di abad 21 begini masih ada aja yang mikir kalo kartun cuma buat bocah kecil. Hih, ketinggalan zaman boss!
...

Well, demikianlah beberapa masalah (tepatnya protes gue) tentang TV kita. Mulai dari kualitas hingga sensor. Gue cuma bisa berharap agar tayangan TV kita bisa makin membaik di hari selanjutnya. Jangan sampe ada foreigner yang pengen jadi WNI mengurungkan niatnya gara-gara tayangan TV kita boring abis. LOL.

Anyway maaf kalau:
  1. Tulisan ini agak menyinggung
  2. Gue terkesan agak songong dan sok tahu
  3. Postingan ini kepanjangan
Karenanya gue akan menerima segala komentar tentang postingan ini. Tapi tentu aja akan gue pikir dua kali sebelum diterima mentah-mentah. :)

Anyway jangan kelamaan nonton TV ya!


That's all.

12 komentar:

  1. bagus bang postingannya :D
    TV kita itu ancur parah terutama sinetron, ceritanya mesti ada yang mati trus ternyata masih idup, hilang ingatan, ketemu lagi sama pemain utama, halahalaaa-__-

    terus, kartun juga, bahaya banget -__- macem ben10 itu kan isinya berantem semua --a adek gue jadi niru gituan bang, yaampun ckckc

    BalasHapus
  2. nah! soal acara tv yg niru itu gue baru tau liburan semeseter ini. nonton di rumah nenek gue. karna 6 bulan terakhir gue udah jarang nntn tv lokal lagi. adek sepupu gue nonton di rcti acara macem gitu, beres di rcti dia pindahin ke channel lainnya dan acaranya masih sama #pffffttt

    dan soal kartun, gue inget waktu ada The Simpson Movie baru keluar. gue minta ke kakak gue buat beliin DVDnya tapi gak di ijinin karna dia bilang itu kartun buat 17 tahun keatas. dan sekarang waktu gue udah 17 tahun bener aja, itu kartun emang gak boleh di tonton sama anak-anak.

    anyway, gue pake tv langganan. dan kadang tv langganan juga nyiarin se-enak jidatnya. pernah mereka nayangin Family Guy jam 6 sore. sedangkan Junior Masterchef di tayangin jam 8 malam. ini gimana ceritanya?

    ya gitu lah pokoknya..

    BalasHapus
  3. Wes penjabarannya rinci banget
    Ane mau nambahin satu bang, tentang tayangan sepakbola live. Gara2 kebanyakan iklannya, pas udah mulai masa tiba2 udah menit ke-3. Hadeuh.. Kalo golnya menit ke-1, penonton nggak bisa liat special momentnya dong. Terus di tengah2 pertandingan, tiba2 layar tipinya jadi kecil gara2 ada iklan sponsor di frame layarnya. Makin nggak keliatan aja dah bola, ckck

    BalasHapus
  4. Wes penjabarannya rinci banget
    Ane mau nambahin satu bang, tentang tayangan sepakbola live. Gara2 kebanyakan iklannya, pas udah mulai masa tiba2 udah menit ke-3. Hadeuh.. Kalo golnya menit ke-1, penonton nggak bisa liat special momentnya dong. Terus di tengah2 pertandingan, tiba2 layar tipinya jadi kecil gara2 ada iklan sponsor di frame layarnya. Makin nggak keliatan aja dah bola, ckck

    BalasHapus
  5. Kangen masa-masa waktu kartun masih sering diputar di hari minggu pagi, sampe pukul 11.

    BalasHapus
  6. emang ngeselin banget adegan action di kartun pake dicut! kalo ada anak kecil yg nonton ya bilang aja siapa suruh nonton -_-

    Ada yang kurang "short animation bisu" , banyak banget bertebaran, gak ada lagi anime dubbingan abis magrib kayak dulu :(

    BalasHapus
  7. waduh anak umur segitu masih melek padahal jam 10 keatas ada tayangan yang "sesuatu" tuh -_-
    postingannya mendetail banget, keren!:D

    BalasHapus
  8. Setuju to the max sama postingannya..nice post, sangat mendetail dan mewakilkan seluruh aspirasi anak muda jaman sekarang kayaknya..TV nasional memang sedikit sucks.. -__-

    BalasHapus
  9. nah bener, durasi iklannya kelaaman itu.
    gw suka esmosi kalo lagi seru-seru nya nonton tiba2 di potong sama iklan -_-"

    BalasHapus
  10. Inilah yg menyebabkan gua ga ngerasa perlu TV di rumah, hahaha. Udah 4 tahun hidup tanpa TV dan gua tetep bahagia plus up to date tuh. Biaya buat beli TV dituker dengan unlimited internet, bener2 ga nyesel, hahaha...

    BalasHapus
  11. My opinion, beruntunglah kita yang masih bisa nonton film 90'an, dimana adegan Songoku berantem sampai ngancurin Namek dengan Frieza ga ada sensor-sensoran.

    Sedikit miris juga dengan kondisi pertelevisian kita sekarang yang lebih mementingkan rating dibanding kualitas (bahkan kalau ada acara yang gbs diedit berkualitas harus jadi korban sensor, re : anime).

    My opinion : Kaya'nya semakin hari masyarakat Indonesia semakin kehilangan jati diri karena tontonan mereka juga tidak memiliki jati diri (maksud : niru toko sebelah). <-- Mungkin penyebab alayers berkembang biak dengan sangat baik.

    CMMIW dan nice post ^^v

    BalasHapus
  12. like this!!! lebig lengkap postingannya.

    menggebu2 dan detail. heuheu
    yah, gimana lagi, agak susah kalo mau menghindari tayangan seperti itu. seperti yang saya bilang, kita bisa "jatuh miskin" karena nonton gituan. bukan miskin harta ya, miskin kreativitas dan maunya bullying orang mulu...
    tape deh -__________-

    BalasHapus

Silakan berkomentar :D

Diberdayakan oleh Blogger.

Subscribe