Yang berhubungan dengan gejala psikologis
Hari ini, gue smsan sama nuna gue, Asha. Berawal dari iseng sms tanpa arti, sampe textingan untuk beberapa saaat. Dia memberitahu gue bahwa kemarin malam dia mengalami kecelakaan kecil: kakinya bumped into knalpot motor, saat mengerem karena ada motor lain yang berhenti mendadak di depannya. Well gue ngga tau dia naik motor sama siapa, tapi palingan sama tukang ojek, kalau ngga, yah palingan siapalah. Atau dia bawa motor sendiri?
Oke, kita beralih dari siapa yang memboncengi dia.
Hasil dari bump into knalpot, kakinya memar biru, bengkak, dan tentu saja melepuh. Tetapi dia bilang: "but I'm okay tho :D been thru worse stuff :)" (ga usah dipikirin grammarnya). Well, sebagai teman satu kelas selama 3 tahun, serta gue udah anggep dia sebagai kakak gue sendiri, gue langsung khawatir. Gue minta dia langsung konsul ke dokter biar lukanya ngga permanen. Setelah beberapa saat, gue nyadar sepertinya gue agak berlebihan. Lantas dia sms:
"Yea, you're being ovrtly anxious agn. But it's okay :D I'm okay, trust meh"...
Well, udah agak lama gue sering over anxious. Gue mengkhawatirkan sesuatu yang sebenarnya ngga akan terjadi. Yeah, kemampuan imajinasi otak gue yang menyebalkan itu memang keterlaluan. Gue sendiri ngga bisa mengatasinya, gue cuma bisa terus jadi khawatir walau gue udah berusaha melawan pikiran ini. Well, orang-orang bilang sih, "paranoid". Tapi setelah gue baca di Wikipedia, gue lebih setuju kalau ini disebut "paranoia".
Yah, gue cuma bisa berusaha nahan diri dari semua kekhawatiran yang menggila ini. Mungkin ada beberapa aktivitas yang perlu gue kurangi untuk menghilangkannya. Huh, apakah gue bisa berhenti over anxious nantinya? Semoga.
...
Ah, hidup ini masih panjang, atau mungkin pendek. Yang terjadi selanjutnya, who knows?
That's all.
nyumbang komentar ya..
BalasHapus