Selasa, 10 Mei 2011

Ice Cream

Selain orang pedalaman,
siapa sih yang ngga tau es krim?


FYI I'm not gonna talk about any ice cream I had or something else. I just wanna talk about, yeah, something matter with ice cream. Ah before continuing, read this first. It's Ines' blog. I've just read something in there and, yeah I thought you must get something from her entry.

Udah selesai baca tulisannya Ines? Lanjut

Well, kemarin, gue bukannya galau atau apa, tapi yang nulis entri kemarin adalah orang lain. Yah bisa dibilang dialah orang yang dekat dengan gue, tapi kalian ga usah nanya siapa dia. Yang berarti bahwa tulisan kemarin merupakan buah pemikiran orang lain yang berarti pula, tulisan kemarin itu bukan hasil pemikiran gue. Yah, itu bukan urusan kalian. Just read the rest of my entry.

***

Sebagai respon dari tulisan Ines, ya, gue makin belajar bahwa persahabatan itu ngga flawless. Pasti masih ada kekurangan, kesulitan, dan juga rasa sakit. Bagi mereka yang sudah terbiasa untuk memiliki banyak sahabat, mungkin ini sudah menjadi hal yang lumrah dan easy untuk dijalani. Enjoy aja walau jarak dan orang lain seolah-olah "menghalangi".

Tetapi bagaimana dengan mereka yang, yeah istilahnya...um... ngga punya temen? Atau mereka yang baru kali ini merasakan persahabatan yang begitu indah? Sampai-sampai merasa sakit yang sangat pada kondisi tertentu di dalam persahabatannya.

Kasihan :/

Lalu, apa hubungannya dengan es krim?

...

(picture was taken from Photobucket.com)

Andaikan saja bahwa pada awalnya, lo ngga terlalu suka es krim.
Lo sedang duduk diam, di sebuah ayunan sampai akhirnya ada seseorang yang datang kepada lo, menawarkan salah satu es krim yang rasanya sama dengan miliknya. Sambil duduk di ayunan, kalian berdua menghabiskan es krim itu ditemani pembicaraan singkat dan senyuman. Pada hari berikutnya, orang itu datang lagi. Dia memberikan lagi salah satu es krim miliknya, lalu kalian ngobrol hingga penuh canda tawa di ayunan yang sama. Di kemudian hari, orang itu hanya bawa satu es krim karena lo udah beli sendiri dan kalian mulai mengobrol dengan kebahagiaan yang lebih dari hari kedua. Kalian berdua menjadi sahabat baik. Lo juga jadi suka es krim.

Sampai pada hari keempat.

Lo beli dua es krim tanpa sepengetahuan orang itu, yeah, ingin memberikan dia sedikit affection dan perasaan lo. Pada saat itu, lo berharap es krim yang lo kasih akan bikin dia bahagia. Lo menanti, menanti, dan menanti hingga es krimnya mulai mencair. Orang itu ngga datang juga, tapi lo masih menantinya. Duduk di ayunan, memegang dua es krim tersebut. Karena sudah gelap, lo pulang setelah menghabiskan dua es krim itu sendirian.

Dengan agak sedih dan penuh harap, lo dateng lagi keesokan harinya. Dua es krim sudah ada di tangan lo. Duduk perlahan di ayunan yang sama. Tak lama kemudian, lo menoleh ke arah lain. Yeah, lo melihatnya. Orang itu, tapi dia sedang bersama-sama dengan orang lain yang lebih banyak jumlahnya. Karena begitu polosnya, lo excited dan menghampiri dia.

Lo memanggil namanya, ya dia menyambut panggilan lo. Dengan tangan kanan, lo memberikannya es krim. Tapi sayang, dia malah berkata, "Maaf, aku udah punya yang dari mereka". Untuk beberapa kali lo memintanya untuk menerima es krim itu, tapi "Tidak perlu, es krim dari mereka sudah cukup bagiku". Akhirnya lo maklum walau agak berat, orang itu pun kembali kepada teman-temannya. Akhirnya lo menarik diri, dan pulang setelah menghabiskan es krim tersebut.

Tapi lo masih punya harapan.

Hari berikutnya, lo datang kembali. Siap dengan dua es krim di tangan lo, duduk manis di ayunan. Tapi akhirnya harapan lo pupus. Orang itu melihat lo dan membalas sapaan lo. Tapi dia tetap duduk jauh disana, bersama orang lain. Lo menunggu, dengan harapan "Mungkin nanti dia akan datang". Lo pun terus menunggu. Lo usahakan agar es krim itu ngga mencair sampai orang itu datang.

Tapi pada saat lo menoleh ke tempat orang itu. Ngga ada siapa-siapa di sana. Dia sudah pergi bersama teman-temannya. Tinggal lo sendirian, duduk di atas ayunan.

Lo pun mulai menangis.

Lo ngerasa sakit karena ditinggal sendirian. Juga karena harapan lo yang ngga terkabulkan. Sekarang lo sudah terlanjur suka dengan es krim. Dan sekarang lo bingung dengan sebuah pertanyaan polos di otak, "Nanti aku makan es krim sama siapa?".

...

Well, mungkin kalian bingung kenapa pertanyaan yang terbesit adalah "Nanti aku makan es krim sama siapa?". Gue luruskan sebentar.

Es krim di sini, merupakan representasi dari affection dan expression.
Lo, yang tadinya ngga ngerasain gimana senengnya punya temen, akhirnya bisa merasakannya karena ada seseorang yang memperkenalkannya kepada diri lo, yaitu sahabat lo sendiri. Tiap hari lo merasakan kebahagiaan dengannya, berbagi kasih sayang. Sampai akhirnya lo merasakan kebahagiaan yang meluap di hati lo. Lo ingin memberikannya kepada sahabat lo itu, sebagai rasa terima kasih, atau entah apa. Tapi yang penting, lo ingin sahabat lo merasakan apa yang lo rasakan.

Tapi semua itu terblokir.
Ada yang namanya "jarak" dan "orang lain". Yeah seperti yang udah gue bilang di awal, orang yang udah terbiasa mungkin ngga akan mempermasalahkannya. Tapi, mereka yang baru mengenal rasa bahagia ini, merasa sakit dengan keberadaan jarak dan orang lain. Kedua hal tersebut menghalangi lo dan orang itu. Yeah, lo makin tersakiti tiap harinya. Sampai pada akhirnya, kedua hal itu udah ngga menghalangi lagi. Karena kedua hal tersebut, udah membawanya jauh. Yeah, sangat jauh sehingga kita merasa ngga mungkin untuk menggapainya lagi.

...

Nah, entri hari ini ingin gue berikan kepada mereka yang sudah terbiasa.
Mungkin, sebuah persahabatan memang spesial di mata lo dan lo udah terbiasa. Lo udah biasa berpisah dengan sahabat lo ataupun beralih ke sahabat yang lain walau lo ngga melupakan yang lama. Well mungkin lo udah terbiasa dengan berbagai quotes yang menyatakan bahwa teman itu ngga selalu ada di sisi kita, bahwa kita harus bisa melepaskan teman demi kebahagiaannya, dan sebagainya.

Gue disini, cuma minta kepada kalian yang sudah terbiasa dalam persahabatan.

Jika kalian punya sahabat, jangan pernah berpikir bahwa apa yang lo percayai dalam persahabatan, juga dipercaya olehnya. Jangan pernah berpikir bahwa lo dan sahabat lo itu selalu satu pemikiran.

Kenapa gue minta begitu?
Karena masih banyak orang yang mungkin baru pertama kali punya sahabat sebaik kalian. Karena masih banyan orang yang belum siap jika nantinya kalian agak lebih dekat dengan orang lain. Gue tau, apa yang kalian pikir dan percayakan adalah benar. Tapi, mereka belum tentu memiliki pemikiran dan mempercayai hal yang sama dengan kalian.

So, jika kalian punya sahabat yang baik dan yang sangat kalian sayangi.
Tolong jaga mereka sebaik-baiknya, pahami diri mereka dan jangan paksa mereka untuk memahami diri kita. Terutama hati mereka yang mungkin masih fragile karena betapa dia mempercayai dan menyayangi kalian.

Namun daripada semua itu, ingatlah:
"Persahabatan itu di hati, di otak. Bukan di ujung jari atau ujung lidah." - Billa Ashaninka

That's all

3 komentar:

  1. bagus tulisannya.

    gak ngerti musti komen gimana.
    pokoknya bagus deh. :)

    BalasHapus
  2. cerita persahabatan yang diawali dengan es krim ya....

    BalasHapus
  3. @armae : ah, perasaan tulisan saya masih jelek. tapi makasih atas komentarnya kak :D

    @nufri : iya mas. btw ceritanya itu saya adaptasi dari Kingdom Hearts 358/2 Days :D. makasih atas komentarnya :D

    BalasHapus

Silakan berkomentar :D

Diberdayakan oleh Blogger.

Subscribe