Senin, 20 Juni 2011

Jodoh / Ngga

Tiap manusia diciptakan berpasangan.
Tapi, kok...begini?

Mungkin anda semua sedang mencari jodoh anda. Mungkin anda sedang bingung, siapakah jodoh anda. Mungkin anda sudah mulai desperate karena dalam umur anda yang udah segitu (hitung aja sendiri umur masing-masing) kok belum dapet jodoh juga, tapi adik anda yang masih muda segitu gampangnya dapet jodoh padahal mukanya itu... mustahil. Mungkin anda sedang ingin berjodoh dengan orang yang anda sukai. Tenang, ga usah panik. Gue bukan agen biro jodoh. Doa aja terus. Sekalian usaha, gih.

Oke, anda bisa abaikan paragraf absurd di atas tersebut. Tapi mungkin kurang bisa diabaikan karena kita, manusia yang memiliki semacam hormon atau apalah yang memaksa kita untuk mencari jodoh pun memiliki masalah seperti di atas.

Ya iyalah.

Siapa sih yang ga pengen punya jodoh? Siapa sih yang ga mau punya soulmate yang bisa ngertiin dan memuaskan hati kita yang merana nan kesepian di hiruk pikuk dunia ini? Hmm. Pasti pada mau dong, well kecuali mereka yang emang pengen jadi perjaka dan perawan tua.

Hari ini gue ga mau nulis tentang gimana cara dapetin jodoh. Ga bakal nulis tentang yang mana jodoh kita. Ga bakal nulis tentang Zodiac, Shio, ataupun Weton yang berhubungan dengan jodoh kita. Gue cuma nulis tentang rasa heran gue terhadap jodoh-jodohan ini.

Mungkin para pembaca yang simpati, ataupun iseng bisa memberikan bantuan terhadap keheranan gue ini.

***

Ada banyak orang yang semangat tebar pesona biar dapet jodoh. Sudah banyak orang yang kelelahan mencari jodohnya. Oke, itu biasa. Namun ketahuilah, sudah banyak juga orang yang sudah berpasangan, tapi ngerasa kalau dia dan pasangannya bukanlah jodoh sejati. Nah loh. Lalu bagaimanakah dengan konsep "manusia diciptakan berpasang-pasangan" yang berarti manusia pasti ada jodohnya masing-masing? Kok udah berjodoh masih aja nyari jodoh?

Yang bikin gue tambah bingung adalah. Mengapa kita bisa cinta ke banyak orang? Kenapa ngga ke satu orang aja yang sudah ditentukan? Gue juga suka heran sama mereka yang bisa bilang bahwa pasangannya adalah jodoh sejati miliknya.

Bisa kita lihat bahwa banyak yang pacaran, lalu putus, ganti pasangan, putus lagi, nikah sama orang yang lain lagi. Atau bahkan bisa cerai lagi setelah nikah. Ada juga yang ngenes kaya di sinetron yang sering nyokap gue tonton: Si A nikah sama si B, tapi setelah pernikahan dilaksanakan akhirnya si A baru sadar bahwa selama ini dia cintanya sama si C.

Gue jadi bingung. Sebenernya jodoh itu akan berhenti di mana? Apakah nanti jika kita sudah cinta kepada seseorang dan berhasil menikahinya, petualangan mencari jodoh kita sudah berakhir? Apakah benar pernikahan adalah akhirnya? Lalu kenapa ada perceraian? Orang bisa jatuh cinta ke lain hati. Ataukah petualangan ini memang tidak memiliki epilog?

Yang paling agak mengganggu adalah yang beda agama. Jika Tuhan ga menghendaki umatNya untuk berpacaran dengan manusia yang tidak seiman, kenapa kita dibiarkan bisa cinta sama yang beda agama? Kenapa ada yang sukses nikah agama, eh terus pernikahan dan cinta di antara mereka everlasting?

Apa nanti ga ngenes dan pecah jadi berkeping-keping jika kita berpisah dengan pasangan kita setelah kita menganggap bahwa dia adalah jodoh kita, soulmate kita?

Jujur, gue belum mendapatkan jawaban atas ini semua.

Oke, menurut gue ini adalah postingan dengan tanda tanya terbanyak yang selama ini gue tulis. Gue sadar gue udah makin bingung dan sebaiknya gue berhenti nulis. Eh tapi, dari sekian banyaknya tanda tanya yang udah gue tulis, pertanyaan gue yang paling mengherankan adalah.

Siapakah yang bisa disebut sebagai jodoh kita?


That's all.

1 komentar:

  1. Gua bukan tukang ramal jadi gua ga tau jawaban gua ini bener ato ngga, tapi menurut gua yg namanya jodoh tuh adalah sebuah pilihan hidup.

    Maksudnya gini, saat kita pacaran dengan seseorang, tentu kita akan menemukan banyak perbedaan. Secocok2nya dua orang, pasti ada lah perbedaan, karena manusia diciptakan berbeda oleh Sang Pencipta.

    Di saat kita menemukan perbedaan itulah, kita diberikan pilihan. Apakah kita mau berkompromi, berjuang untuk mencapai suatu kesepakatan dalam hidup bersama? Atau kita lari dari kenyataan, berdalih bahwa dia bukan jodoh kita?


    Soulmates aren't hatched, they grow. You make a connection, build a relationship, and then you realize, "This is my soulmate".

    http://claude-c-kenni.blogspot.com/2011/03/soulmate.html

    BalasHapus

Silakan berkomentar :D

Diberdayakan oleh Blogger.

Subscribe