Tapi bisa juga oleh pendidikan dan lingkungannya.
Para pembaca pasti tau kan yang disebut dengan netizen? Ngga tau? Secara simple, Netizen itu adalah anda, mereka, dan juga saya. Mengapa sesimple itu? Karena netizen itu adalah kita, para pengguna aktif internet. Yeah! Mulai dari mereka yang baru kenal sama yang namanya Mbah Google, lanjut ke Facebook dan Twitter, sampai mereka yang udah ikutan Kaskus ataupun bikin Blog.
Netizen itu, terdiri dari berbagai usia manusia. Anak kecil yang masil innocent, anak kecil yang udah mulai ga innocent, remaja yang udah hilang keperjakaannya, mahasiswa yang keteteran ngurusin kuliah, ortu sophisticated yang berburu teman lama, sampai bahkan opa-oma yang gaul abis. Dari umur yang paling muda hingga yang paling tua, mereka memiliki karakter yang berbeda satu sama lainnya. Ini pun berpengaruh terhadap aktivitas mereka di internet, yaitu apa yang mereka cari, situs apa yang mereka buka, dan apa yang mereka lakukan diinternet.
Berhubungan dengan usia. Ada forum-forum atau situs yang khusus diperuntukkan kepada mereka yang sudah dewasa. Dewasa di sini dikategorikan berdasarkan umur. Biasanya minimal 17 tahun. Eits, jangan pikir kalau situs porno doang yang membatasi pengunjung berdasarkan umur, tapi banyak juga forum bapak-bapak , mahasiswa, atau entah siapalah yang juga menerapkannya. Kenapa? Karena mereka ingin membicarakan sesuatu secara serius, santai, dan tentunya juga menjaga sopan-santun seperti layaknya yang harus orang dewasa lakukan.
Tapi, sadarkah anda? Di antara mereka yang sebenarnya sudah berusia cukup dewasa (17 tahun ke atas), ternyata masih banyak saja yang hanya merasa dewasa.
Oke. Pada sore hari ini, atau entah kapan kalian ngebaca postingan ini, gue pengen berbicara tentang sesuatu yang kasat di mata namun (mungkin) kurang diperhatikan. Ehm, jujur gue rasa kayanya udah ada senior-senior yang nulis tentang ini, gue juga ga tau sih udah ada apa belum. Tapi gue mau nulis pandangan gue aja.
Topik sore hari ini adalah Kedewasaan Netizen.
Mengapa gue membicarakan hal ini? Kenapa ngga ngebahas hal lainnya aja? Untuk apa pula aku membicarakan tentang ini? Jawabannya adalah karena menurut gue ini juga penting untuk dibicarakan. Lagipula di sekitar gue (dalam internet maksudnya) cukup sering gue temukan kasus / kejadian yang kekanak-kanakan yang dilakukan oleh orang yang sudah cukup dewasa.
Ehm. Langsung masuk ke main idea.
Pernahkah anda melihat adanya pertikaian dalam suatu grup atau forum di sebuah situs internet? Mungkin ada yang udah pernah melihatnya atau mungkin andalah orang yang sedang bertikai. Pertikaian biasanya terjadi karena hal yang ngga terlalu besar sampai yang besar. Mulai dari salah paham, beda pendapat, tersinggung sama orang lain, hingga kata-kata frontal yang disampaikan oleh seseorang kepada anda.
Contohlah pada sebuah forum diskusi. A berpendapat bahwa kucing kalau boker sembunyi-sembunyi, eh menurut si B, kucing kalau boker itu kaya exhibitionist, suka-suka. Lalu A yang merasa jawaban B itu kurang logis, memberikan alasan untuk memperkuat argumennya. Eh si B yang dilawan, dia juga ikut-ikutan memberikan argumen tambahan. Yang bahkan kurang logis, kurang dapat diterima, dan terlalu mengada-ada. B pun terus saja memposting argumennya yang absurd dan bodoh, namun karena si A orangnya santai, si A ngalah. Seharusnya semua udah selesai, namun si B yang merasa menang dan memiliki otak yang kecil merasa menang dan mencaci-maki si A. Akhirnya pendukung A pun jijay sama kelakuan si B, akhirnya si B didepak. Lalu melalui akun jejaring sosial lainnya, si B berkoar-koar tentang didepaknya dia dari forum tersebut.
Ini menunjukkan bahwa netizen tersebut, si B yang kampungan itu, kurang dewasa dalam kehidupan berinternet. Mengapa demikian? Oke, mari kita bandingkan dengan kehidupan kita. Contohlah mereka yang sudah SMA atau kuliah, mereka tentunya sudah tau cara tata krama di sekolah ataupun di kampus. Berbeda dengan pada saat mereka masih di bangku SD atau SMP, masih ada saja yang berkelahi, masih ada saja yang gampang tersulut ejekan orang lain dan kurang siap untuk masuk ke dalam sebuah forum. Dari perbandingan tersebut, bisa kita lihat bahwa masih ada saja netizen yang bermental anak SD atau SMP, atau mungkin masih mental anak TK. Tapi sayangnya sikap anak-anak play group jauh lebih baik.
Para netizen yang kurang dewasa dalam bersikap seringkali berbuat masalah. Atau mungkin sebenarnya karena kurangnya kedewasaan diri, mereka juga ngga tahu kalau sedang menyulut kilang minyak tanah. Yap, banyak yang kurang bisa jaga sikap di dalam internet. Mungkin ada yang bingung, karenanya agar bisa mempermudah kita untuk membayangkan bagaimanakah netizen yang kurang dewasa, silakan lihat hasil kesimpulan saya yang masih perlu pengembangan berikut.
CIRI-CIRI NETIZEN YANG KURANG DEWASA
- Dalam penggunaan akun facebook (atau yang lainnya), masih menggunakan nama palsu, atau bahkan nama-nama aneh yang sebenarnya kurang layak
- Dalam akun sosialnya, memiliki banyak sekali teman. Biasanya sebagian besar dari jumlah temannya itu bukanlah orang yang dia kenal, melainkan orang yang di-add hanya karena foto profilnya saja
- Masih sering memposting makian atau kata-kata kasar dan porno lainnya di jejaring sosial
- Masih mengkoleksi gambar-gambar porno di album facebook (atau yang lainnya)
- Kurang memperhatikan privasi dan keselamatan diri (ex: dari stalker atau virus)
- Menggunakan terlalu banyak aplikasi yang kurang penting
- Masih sering arrogant, sok pinter, dan kurang bisa menerima perbedaan pendapat
- Diomelin atau dicandain sedikit oleh user lain, pundung dan langsung pergi dari forum
- Kurang bisa menjaga ucapan atau sikap sehingga sering membuat orang lain jengkel
- "Berisik" alias sering memposting sesuatu yang kurang penting sehingga mengganggu orang lain yang melihatnya
- Dan lain-lain
Dari yang gue tulis di atas, mungkin para netizen yang kurang dewasa masih bisa dibilang sebagai orang yang masih norak. Yep, mungkin seperti Culture Shock. Kaget saat melihat budaya baru atau mungkin kurang siap menghadapi sesuatu yang baru.
Biasanya, orang yang masih norak / kurang dewasa adalah para user baru atau sering juga disebut sebagai Newbie. Anak-anak baru yang mungkin masih harus ikut acara orientasi penggunaan internet. Mereka masih norak karena merasa "tidak terlihat". "Mumpung ngga keliatan, ngapain sopan? Toh kalo diomelin ga ketahuan ini siapa orangnya.", mungkin inilah yang masih terpikirkan dalam benak mereka. Mereka masih belum sadar betul bahwa di internet, manusia juga menggunakan sopan santun, sama seperti pada saat menjalankan aktivitas di kehidupan nyata.
Ketidakdewasaan ini membawa dampak buruk yang cukup banyak. Yaitu permusuhan secara online, perang kata-kata kasar secara online, hingga menciptakan sebuah kopdar balas dendam. Sebenernya ini sudah banyak yang terjadi loh, berantem secara online, lalu ketemuan, ngajak bertarung, lalu salah satu tewas. Biasanya ini disebabkan hanya sesuatu yang sepele. Namun karena jiwa dan otak yang kurang mampu memfilter, arang kecil ini pun membara dihatinya.
...
Bagi kita para netizen yang sudah agak dewasa, sebaiknya agar tidak terjadi cekcok, kita tidak usah terlalu ambil hati kepada mereka yang masih norak. Anggap saja mereka adalah adik kelas yang masih harus banyak belajar. Biarkan saja mereka berulah, kita tidak perlu mengomelinya tapi cukup menasehatinya sedikit sampai sadar. Juga, bagi kita yang punya temen yang masih bersikap kurang dewasa, sebaiknya kita tuntun agar temen kita ngga berbuat onar. Berikan arahan dan ilmu pengetahuan sosial internet. Sosialisasikan cara bersikap dan bertutur kata. Inilah peran kita sebagai netizen dewasa, kita adalah agen sosialisasi internet.
Juga, kepada kalian yang mungkin agak tersentil dalam bacaan hari ini, sebaiknya ngaca dulu bersihin tuh jerawat lalu pikirkan apakah sikap anda sudah baik atau belum. Tanya ke teman kalian, bagaimanakah cara bersikap yang benar. Jangan sampai anda yang ternyata sudah berumur cukup tua namun kelakuan masih kampongan dan mirip anak TK yang gampang sekali ceurik. Gue sarankan dengan sangat, jangan memposting komentar atau status dan lainnya jika anda belum layak. Cari tahu dulu bagaimana agar diri anda layak di terima dalam pergaulan hidup internet. Mengapa harus demikian? Karena para pengguna internet bukanlah binatang atau makhluk bersel satu, tapi para netizen adalah kita sendiri, manusia. Ya tolong sebaiknya, gunakan juga tata krama yang anda lakukan di luar monitor pada saat nimbrung di internet.
Mari kita, jadilah netizen yang dewasa. Berapapun umur kita, kita harus bisa bersikap dewasa layaknya di kehidupan fisik kita. Ketahuilah, bahwa tata krama selalu digunakan di mana saja. Mari dewasakan diri kita, dan jadilah netizen yang baik.
***
Demikianlah tulisan gue hari ini, semoga bermanfaat. Dan bagi para senior dan orang yang lebih pintar dari saya, mohon berikan saya beberapa pembenaran jika ada kesalahan dalam tulisan saya.
Oke, tulisan gue udah mulai kacau dan kebanyakan, sepertinya gue harus berhenti menulis.
That's all.
sebenarnya kembali ke kesadaran masing-masing individu, apakah mereka sudah bisa dewasa (minimal) sekedar untuk menyamakan jati diri mereka di dunia nyata maupun di dunia maya
BalasHapus#cumabisakomenini
salam saya ^^v
hahaha setuju!
BalasHapusbtw itu ciri2 netizen yg gak dewasa, gue sumpah mati setuju paraaaaaaaaaaaaaahhh!!!
Posting yg bermutu *semoga orang lain juga baca
BalasHapusmau sedikit berkomen dgn ciri2 poin 1 dan 2. Boleh ya hehe
Memang kriteria tersebut cocok buat netizen yg kurang dewasa. Tetapi (CMIIW) poin 1 dan 2 masih bisa dimaklumi.
Nama palsu asal tdk berlebihan, menurut aku sih masih mending, dgn alasan mungkin si empunya akun fb itu identitasnya gk mau diketahui.
Add teman yg banyak itu mungkin jg punya tujuan terselubung. semisal kedepannya untuk jualan atau promo tertentu ^_^
CMIIW
yap, gue setuju banget. yang paling kesel kalo tiba-tiba di fb ada yang komen dengan nama 4l4y, pas diliat potonya ternyata gue kenal orangnya. mungkin sebagian orang mengenggap 4l4y itu gawl. ckck
BalasHapussemoga gue juga bisa semakin dewasa dalam bergaul, baik di dunia maya mau pun di dunia nyata. salam. :D
netizen apa sihh??
BalasHapusaku banget.. (lho!)
BalasHapustumben nih stev nulisnya agak beneran :3. bermanfaat kali.. point 1 dan 2 mirip ciri alay yg aku buat..
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapushaha alhamdulillah aku lagi ketahap jadi netizen yang dewasa :D
BalasHapusdan semenjak gabung di Komunitas kancut keblenger jadi gak alay lagi :)
info yang bagus ini :D mesti dishare biar temen temen yang masih pada kurang dewasa sadar :D kalo akun jejaring sosial bukan ajang diary yang mesti posting/ngetweet hal hal yang gak perlu :D