Jumat, 31 Oktober 2014

The Little Cloud

Cloudy day is not always dark.

Sometimes, it's just better than the light.


Sejak kecil gua udah sering memelihara bermacam hewan. Ayam, ikan, kucing, kelinci, hamster, dan bahkan burhan. Sayang, semuanya harus berakhir sebagai pupuk bagi pohon mangga yang ada di depan rumah. I wasn't able to handle them and fate.

Well, jika sedang di luar rumah ataupun saat tidak memelihara hewan apapun, gua akan sering berinteraksi dengan kucing atau hewan lain.

Kecintaan gua terhadap hewan didukung oleh manusia-manusia yang ada di sekeliling gua. Ya, manusia itu termasuk spesies paling menjijikkan yang mendominasi bumi. Lo tau sendiri lah, berbagai kontradiksi ide yang ada di dalam pikiran dan tindak-tanduk makhluk tersebut. Gua pun merasa incompatible dengan mereka. I don't understand them.

They are too unpredictable.

Dulu, kalau ke rumah nenek di Cibinong, gua akan menanyakan di mana keberadaan Bruno ataupun langsung menghampirinya. Bruno itu anjing peliharaan nenek gua yang I believe lebih tua dari gua dan entah kelaminnya apa. Namun, dia cukup cocok dengan gua - dalam konteks sosial. Gua sering elus dia atau ajak dia ngobrol, meski dia ngga begitu terlatih untuk main lempar-tangkap. Bruno semakin tua dan kemampuan fisiknya semakin menurun, hingga akhirnya dia mati di luar rumah nenek - kecebur empang karena matanya sudah rabun/buta. I lost a good companion.

Tapi, selain hewan, ada satu lagi yang sangat compatible dengan gua. Dia adalah keponakan-gua-yang-sampai-sekarang-gua-ga-begitu-hafal-namanya. Gua panggil dia Dede - lil sis. She's cheery, energetic, smart, and loving. Tidak mengklaim, tapi dia sering menghampiri gua di saat keadaan terpojok alias diomelin orang satu rumah. Dia tidak selalu tinggal di rumah gua, tapi jika ketemu akan selalu seperti setiap hari ada di rumah. Bahkan, saat meninggalnya tante gua, dia yang masih kecil itu bilang sambil tersenyum polos, "Kok nangis mulu? Ketawa dong." The sweetest thing I've heard from human being.

Bruno meninggal dan keponakan gua ga selalu ada di rumah.
It's an empty day without them.

...

Tapi, hidup gua ga sepenuhnya kosong. Ada anjing kecil yang sudah menemani sejak Paskah tahun ini - I dunno when, even the Doctor cannot find Easters. Her name's Kumo.

Dia sekarang sudah tumbuh besar, dan membangkang. Hahaha. Dia memang suka membangkang, tapi kalau diomelin pasti langsung nyesel. Dia juga seperti anak kecil. Dia suka melompat. Dia suka mendengar lonceng. Kalau gua ga ngajak main, dia ngambek. Kalau gua ga ajak keluar saat nyapu halaman, dia ngambek. She was like, "Bring me! Bring me! Let me play too!" And she'll hug me when I am tired or sad.

Talking about hug, she likes to hug everyone. With her heavy body and sharp claws, with love.

Sekarang gua jarang bawa dia ke luar rumah karena belum beli collar yang baru dan chest harness-nya terlalu longgar. Dia cukup pintar untuk kabur dari chest harness.


May her smile always brighten my days.

Probably, she's not the sun or light of my life. Rather, she's the a tiny and loved cloud in my life of the burning suns. And I love her so much - in social context.


That's all.



***
BONUS:
Her hugging fetish has been going on since her early life.


1 komentar:

Silakan berkomentar :D

Diberdayakan oleh Blogger.

Subscribe