Rabu, 03 Februari 2016

Mengapa LGBTQ sebaiknya bersyukur tinggal di Indonesia

Differences make us different.
But, nothing matters.
flag
source: wikipedia
Minggu ketiga dan keempat Januari 2016, ada isu baru yang entah kenapa ngga dibilang sebagai pengalihan isu; tak lain tak bukan adalah LGBT (Lesbian, Gay, Bisexual, Transgender, Queer).

Berawal dari SGRC UI beserta jajarannya yang dituding sebagai klub LGBT, meski singkatannya adalah Support Group and Resource Center on Sexuality Studies. Kemudian disusul dengan berbagai macam komentar, tanggapan, dan pencarian perhatian lainnya oleh berbagai pihak. Pihak-pihak ini banyak yang menyatakan penolakannya terhadap keberadaan LGBTQ.

'Partisipasi' besar media - yang katanya lebih sering tersiram informasi - pun membuat LGBT dan pendukungnya merasa terpojok.

Tidak tinggal diam, jika anda melihat media sosial dan artikel lainnya, bisa dilihat berbagai alasan diutarakan oleh kaum dan pendukung LGBT: kenapa kita adalah bodoh jika tidak mau menerima keberadaan LGBT tersebut. Intinya, tanah besar ini masih ketinggalan zaman karena ngga bisa nerima kaum tersebut.

Meski demikian, harusnya kaum dan pendukung LGBT di Indonesia tidak perlu marah-marah bahkan harusnya bersyukur.
Kenapa?

Kita tahu Amerika Serikat, yang sering dituduh antek Illuminati yang sampai hari ini belum keliatan mereka itu yang mana, tahun kemarin melegalkan pernikahan sesama jenis. Hal tersebut dianggap sebagai sebuah kemajuan karena mau menerima, mengakui, dan menghargai hak-hak siapapun, termasuk LGBT. Pertanyaannya sekarang: benarkah Indonesia ketinggalan? Berikut bukti bahwa Indonesia sudah memiliki pengetahuan maju mengenai LGBT:

1. Kata dokter

dokter

Beredar skrinsut seseorang yang mengutip temennya yang mengutip seorang dokter yang mengemukakan ternyata LGBT  itu pembawa HIV/AIDS. Artinya, secara medis, negara ini sudah melakukan pendekatan secara medis terhadap LGBT, bukan moral saja.

2. Cerdasnya Masyarakat

indonesia
kurang gede? klik je

Perkataan bahwa masyarakat kita memerlukan edukasi tentang seksualitas itu sebenarnya bisa terpatahkan dengan skrinsut di atas. Gimana caranya? Lihatlah betapa masyarakat kita sudah lama well-aware mengenai LGBT dan seluk-beluknya.

indonesia
menyebutkan riset, maka sangat ilmiah dan sahih

indonesia
bukti masyarakat Indonesia sudah maju dan juga menyadari kehadiran yang lainnya

Dari kedua pihak (skrinsut) tersebut, katanya sudah cukup untuk terbukti bahwa masyarakat kita a.k.a kontra-LGBT memang sudah memiliki background knowledge  yang kuat.

...
Maka dari itu sebaiknya orang Indonesia semuanya kalem, apalagi yang mendukung LGBT. Kenapa? Karena orang Indonesia sudah banyak mengerti tentang LGBT before it's cool. Meski terbilang bahwa seseorang bisa menerima LGBT kalau sudah punya banyak pengetahuan tentangnya, tetap saja penerimaan itu soal individual. Ngga semua orang bisa mudah mencintai dan dicintai orang yang mereka mau. Ngga semua orang bisa seneng nonton Game of Thrones karena sebagian ada yang lebih suka Doctor Who. Lah, hubungannya seneng dengan penerimaan? Gatau.

Mending inget aja yang namanya free will, apalagi katanya tuhan itu baik.

Jika anda sekalian yang kelewat akademis dan ilmiah bertanya apakah background knowledge orang Indonesia nantinya berkembang lebih jauh lagi apa tidak, jawabannya ya mana tahu. Ilmu yang sudah sangat advanced tidak perlu dikembangkan dulu karena right time right place. Ilmu yang kejauhan majunya tapi waktunya masih ketinggalan ya ngga bisa diterapkan. Bayangin aja elo punya henpon 4G, lo kata paketan internet lo udah bisa dibeli tahun 60an?

Kalaupun anda berpikir bahwa background knowledge itu 'bawaan langit', mungkin kita nantikan saja fenomena langit yang ngga lama lagi nongol, yakni GMT. Bukan Greenwich Mean Time, melainkan Gerhana Matahari Total.

Ada perkembangan atau tidak, bukan urusan situ.


That's all.

6 komentar:

  1. Lumayan nih nambah pengetahuan tentang LGBT, jadi makin siap buat bawaain topik ini pas presentasi tugas.

    BalasHapus
  2. Thanks for sharing. Saya sih gak setuju ya sama lgbt ini

    BalasHapus
  3. Yang namanya LGBT mau gimana pun juga alasannya bukanlah hal yg perlu dicari pembelaannya buat dibenarkan. bisa jadi berita yg selama ini beredar di internet tentang penelitian kalau LGBT itu bisa terjadi karena faktor gen, cuman konspirasi (illuminati) doang

    BalasHapus
    Balasan
    1. Sangat objektif!

      Tapi kenapa mau gimanapun kita selalu cari penyalahan?

      Hapus

Silakan berkomentar :D

Diberdayakan oleh Blogger.

Subscribe