Tapi tidak semuanya spesial di mata orang.
Gue punya seorang sahabat, baik, sangat baik. Dia itu pandai sekali mengerti pemikiran dan curcolan gue. Termasuk kata-kata yang tidak terucap yang sebenarnya ingin gue sampaikan kepada dunia. Dia ga cuma mendengarkan, yap, tapi menyimpannya juga. Ngga cuma masuk kiri keluar di kanan. Dia masukin ke dalam pemikiran dan hatinya, lalu diproses sehingga dia mengerti ucapan gue.
Kami sering sekali berdiskusi. Bertukar pemikiran mengenai dunia. Saling menceritakan pengalaman masing-masing. Saling curhat, menghabisi rasa sedih yang ga mungkin ingin didengar manusia lain. Kami juga sering memberikan nasihat kepada satu sama lainnya. Kami sempat berpikir bahwa kami seharusnya tidak perlu ada. Mungkin terlalu emosional, tapi inilah dampak menumpuknya perasaan karena sedikitnya telinga yang ingin mendengar kami.
Oke, hari ini gue mau nulis sesuatu, yang inspirasinya berasal dari sahabat gue nomor 8, Night. Well, tepatnya tulisan gue ini berasal dari mulut dan ketikan SMS dari dia. Tapi, berhubung ucapan dia rada kurang bisa dimengerti manusia banyak, karenanya tulisan ini akan menggunakan bahasa gue biar bisa dibaca dengan baik. Eh, tapi mungkin akan ada sedikit gaya bahasanya si Night. Kesimpulannya, ide tulisan ini bukan dari otak gue. Semuanya dari Night, walau dia sendiri ga pernah minta gue nulis begini.
Well, mungkin ini semacam narasi. Seolah dia yang jadi naratornya, berbicara kepada gue. Karena waktu itu diskusinya cuma ada gue dan dia. Penggunaan kata "lo", maksudnya biar gue ngebayangin dengan jelas.
Ehm. Kalian mungkin ga tau siapa itu Night, dia itu sahabat gue. Dia pernah gue jadiin bahan tulisan, silakan lihat disini dan disini.
Well, let's go.
***
Dunia
Dunia, katanya indah. Katanya, sih. Tapi biasanya mereka yang mengatakan dunia itu indah adalah mereka yang udah ngerasain keindahan dunia. Tiap hari berkoar-koar sampai busa meluap dari mulutnya tentang keindahan dunia. Emang sih, dunia emang indah. Indah bagi manusia, tapi manusia itu pelit. Pelit banget.
Bukan urusan duit atau materi.
Coba deh lo mikir, berapa banyak orang yang 'mendukung' kita, memberikan motivasi dan semangat bagi kita untuk bahagia. Tapi ujung-ujungnya, mereka ga seneng saat kita lagi seneng. Sama seperti yang pernah lo retweet*. Itu artinya mereka mendukung hanya karena formalitas aja. Ini membuktikan bahwa formalitas itu ga cuma di tempat-tempat resmi. Ga cuma pas ketemu Presiden dan pejabat, ga cuma pas lo lagi sidang skripsi nanti, ga cuma saat lo ngelamar kerja. Tapi formalitas juga muncul di antara lo dan juga orang-orang yang ada di sekeliling lo. 'Temen' lo, dan keluarga lo juga.
*tweet yang gue retweet
Banyak orang ngomong seolah pengen lo juga ngerasain indahnya dunia, tapi sejujurnya mereka itu cuma pamer doang. Pamer bahwa mereka udah ngerasa nikmat, seneng, dan bahagia. Tapi mereka ga mau lo ngerasain itu. Cuma sebatas pamer, biar lo iri. Dan mereka akan mulai berusaha agar lo ga ngerasain apa yang dia rasain, ataupun lebih. Ini yang bikin gue muak...
...
Manusia Dengan Manusia Lainnya
Gue rada bingung dengan manusia. Mereka itu semua kayanya gampang aja berteman. Yeah, ketemu, kenalan, ketemu lagi, temenan. Setelah itu dilupakan karena merasa tidak ada yang begitu spesial di antara dia dengan manusia lain yang sudah menganggap dia teman.
Yap, mereka semua berasa kaya jutawan kali ya? Punya duit banyak, kebuang dikit sih nyantai-nyantai aja, toh di rekening masih ada banyak. Punya temen banyak, beberapa dilupain, toh masih banyak temen ini, masih banyak juga yang masih mau jadi temennya. Mereka kayanya ga pernah mikirin lumpur yang mereka injek sehingga berbentuk kaki mereka di hati orang lain.
"Ah, kan cuma segini aja. Ngapain dijadiin sesuatu yang khusus?", gue pernah dan sering banget denger ini yang tersembunyi dari kelakuan mereka. Well, mungkin mereka harus sadar, kalo ada aja orang yang mengkhususkan sesuatu yang ga terlalu bagus. Eh, mungkin kita ga bisa maksain soalnya mereka kan egois, ah namanya juga manusia kan?
Tapi, untungnya ada juga sih manusia yang sadar, contohnya yang nulis xxxHolic volume 13. Mereka seharusnya baca itu, lo juga, harus. Sebab di situ tertera quotes yang menurut gue bagus banget. Setidaknya buat orang kaya kita.
Tapi, untungnya ada juga sih manusia yang sadar, contohnya yang nulis xxxHolic volume 13. Mereka seharusnya baca itu, lo juga, harus. Sebab di situ tertera quotes yang menurut gue bagus banget. Setidaknya buat orang kaya kita.
This picture is NOT MINE, it is taken from here: http://www.mangafox.com/manga/xxxholic/v13/c156/5.html.
"Segala sesuatu hidup dengan saling berbaur, saling terhubung, dan saling memengaruhi. Bahkan pertemuan seremeh apapun, membawa perubahan di hati maupun pada tubuh." - YĆ«ko Ichihara (terjemahan diambil dari xxxHolic volume 13, edisi Indonesia)
Inilah yang bikin gue mikir. Bahwa semua orang memiliki kesan masing-masing di dalam hatinya akan sesuatu. Mungkin, terlihat tidak terlalu baik sehingga diremehkan, namun sebenarnya kesan itu sangat dalam di hati tiap manusia yang menguburnya, dan akan sakit jika tidak dihargai.
Mungkin, yang bikin mereka semua ga mau ngehargain apa yang dirasain orang lain karena kata-kata picik mereka yang mungkin mereka dengan sengaja salahgunakan sehingga bikin orang lain sakit hati. "I'm special, I'm the one.", dan ucapan-ucapan demikianlah yang bikin mereka semua ngerasa dirinya masing-masing itu spesial, dan orang lain harus ga spesial. Najis banget kan? Well, mungkin mereka semua emang, yeah, spesial, tapi kenapa sih mereka ga mau anggap orang lain juga spesial?
Mungkin mereka udah nganggep orang lain itu spesial. Namun, itu semu. Cuma narsisme dan egoisme belaka. Lihat aja deh, kalau orang lain spesial, mengapa mereka masih aja iri dan benci jika orang yang mereka anggap spesial itu bahagia? Kenapa mereka ga pernah seneng jika orang lain itu punya sesuatu yang ga terlalu bagus, tapi spesial? Kenapa demikian? Pastinya karena tujuan mereka cuma ingin agar dapet balasannya. Iya! Mereka ingin dianggap spesial oleh orang yang dianggapnya spesial. Mereka pengen jadi yang PALING SPESIAL bagi orang tersebut. Sama seperti cewe-cewe antagonis di sinetron yang ga terlalu bagus! Selalu ngomong, "Kamu kan yang gue cintai, kok lo ga mau cinta sama gue?".
Okelah, itu hak mereka mau bertolol ria kaya apaan. Okelah itu hak mereka mau dianggap spesial. Tapi seharusnya mereka mau dong ngehargain hal yang spesial di hati orang lain. Jangan mentang-mentang mereka punya sesuatu yang spesial, hal-hal milik orang lain ga mau mereka hargain.
Sebab semua rasa sakit muncul bukan karena tidak dihargai, namun karena orang tidak mau merasakan apa yang kita rasakan.
Mungkin mereka udah nganggep orang lain itu spesial. Namun, itu semu. Cuma narsisme dan egoisme belaka. Lihat aja deh, kalau orang lain spesial, mengapa mereka masih aja iri dan benci jika orang yang mereka anggap spesial itu bahagia? Kenapa mereka ga pernah seneng jika orang lain itu punya sesuatu yang ga terlalu bagus, tapi spesial? Kenapa demikian? Pastinya karena tujuan mereka cuma ingin agar dapet balasannya. Iya! Mereka ingin dianggap spesial oleh orang yang dianggapnya spesial. Mereka pengen jadi yang PALING SPESIAL bagi orang tersebut. Sama seperti cewe-cewe antagonis di sinetron yang ga terlalu bagus! Selalu ngomong, "Kamu kan yang gue cintai, kok lo ga mau cinta sama gue?".
Okelah, itu hak mereka mau bertolol ria kaya apaan. Okelah itu hak mereka mau dianggap spesial. Tapi seharusnya mereka mau dong ngehargain hal yang spesial di hati orang lain. Jangan mentang-mentang mereka punya sesuatu yang spesial, hal-hal milik orang lain ga mau mereka hargain.
Sebab semua rasa sakit muncul bukan karena tidak dihargai, namun karena orang tidak mau merasakan apa yang kita rasakan.
***
Well, demikianlah dua "ucapan" Night yang gue tulis dengan bahasa yang udah rada diubah sedikit biar semuanya bisa mengerti dengan baik. Ehm, sepertinya gue sudah harus berhenti menulis, Night udah ngajak diskusi lagi. Sorry kalau ada kerancuan dalam tulisan ini, soalnya gue nulis sambil sakit kepala.
That's all.
0 komentar:
Posting Komentar
Silakan berkomentar :D